Setelah pensiun biasanya sifat orang selalu ingin diakui itu paling dominan, solusinya meningkatkan kesadaran spiritual agar jauh dari penyakit mental sindrom pensiun. Simak 4 sifat selengkapnya & solusinya sekaligus.
Lihatlah menggunakan komputer, pc-desktop, laptop, maupun smartphone android. Saat ini ada 100 artikel Kategori Edukasi Pengembangan Diri. Pemutakhiran versi update revisi ke : 117726.
Setelah pensiun biasanya orang pensiunan rata-rata paling suka selalu ingin diakui disanjung dipuji dihormati orang lain maupun anggota keluarga lain & bahkan cenderung sangat boros demi agar terlihat seolah-olah banyak uang & dermawan, hingga berdampak ke anggota keluarga lainnya. Hal ini dilakukan orang setelah purna tugas alias pensiun baik secara langsung, halus, maupun terselubung. Akibat sifat orang pensiunan ini yg sangat khawatir jidak tidak diakui & dipuji orang lain di masyarakat seperti ketika dahulu masih aktif di kantor, sifat ini terkenal dg sebutan sindrom pensiun yg akan dijelaskan berikut sampai solusinya. 2 Alasan setelah pensiun suka mencari kesibukan yg tidak perlu? 1. Salah satu sifat & watak orang setelah maupun menjelang pensiun, kebanyakan rata-rata serta realitanya adalah selalu ingin diakui. Entah itu diakui : kebaikannya, kedermawanannya, pekerjaannya, juga suka disanjung, dipuji, & dihormati. Inilah inti sifat sindrom pensiun yg merasuk dalam jiwanya, baik disadari maupun tidak disadari, silahkan teliti & validasi saja. -
Tua yg dimaksud disini adalah berumur sekitar 48 tahun ke atas, / umur ideal orang pra & pasca pensiunan. -
Mengapa orang masuk masa pensiun? jawaban realistisnya : sudah tidak produktif pekerjaannya. Jawaban humanisnya : memberikan waktu & kesempatan padanya untuk kembali penuh ke keluarga & masyarakat. Itulah intinya. -
Namun kebanyakan orang tua setelah pensiun, selalu ingin diakui produktif, meskipun kenyataannya sudah tidak produktif lagi. 2. Akibat dari sifat selalu ingin diakui & khawatir keberadaannya tidak diakui serta mendapatkan pujian & sanjungan, maka mencari kesibukan apa saja, supaya terlihat orang lain disekitarnya untuk menunjukan dia masih aktif, hanya saja sibuknya hanya sekedar sibuk penyebab biaya pengeluaran saja, bukan menyebabkan pemasukan, cenderung sangat boros. Bila tidak ditopang anggota keluarga lain yg notabene punya kelebihan uang, maka orang setelah pensiun bisa depresi & stress. sebab bila dipikir lebih dalam, operasional orang setelah pensiun cenderung sangat boros, demi mengejar pengakuan, sanjungan & pujian anggota keluarga lain & lingkungan sekitarnya. 4 Contoh kesibukan yg tidak perlu setelah pensiun : -
1. Dopokan / ngobrol bareng sama tetangga maupun teman-teman pensiunan. Entah apa yg diobrolin setelah pensiun yg penting tidak keliatan nganggur ada kegiatan. Hobinya menasehati orang lain siapa saja, & mencontohkan dirinya sendiri. Tapi apabila dinasehati tidak mau. -
2. Suka merancang, mendesain, mengeluarkan ide & gagasan termasuk sifat pensiunan, namun giliran soal biaya nanti cuci tangan & membebankan / melimpahkan ke anggota keluarga lain, namun diluar sana seolah-olah dia sendiri yg sangat baik, sebab orang lain diluar tidak tahu siapa yg sebenarnya membiayai kesibukan yg tidak perlu tersebut. -
3. Suka memaksakan metodenya jaman dulu diterapkan jaman sekarang yg jelas-jelas tidak cocok & hanya mengakibatkan perselisihan, namun tidak mau disalahkan karena setelah pensiun selalu merasa paling benar. -
4. Hobi membersihkan rumah & mempercantik rumah, ganti sana & sini, yang nantinya menimbulkan banyak biaya operasional yang tidak diperlukan. Kalau membiayai sendiri kesibukannya itu masih bagus & mending. Tapi setelah pensiun apabila soal biaya kesibukannya masih minta-minta terus ke anggota keluarga lain, ini yang kadang bikin sesak saja. 4 Solusi agar orang setelah pensiun kembali normal & sukur bisa produktif : -
1. Sebaiknya menyepi dari hal-hal siaft duniawi. Sifat orang selalu ingin diakui, dipuji, disanjung, dihormati adalah inti sifat mendasar yang tanpa disadari menjauhkan seseorang dari nilai-nilai spiritual yang sebenarnya sejati. Apalagi jaman sekarang yang mana materi & uang sudah menjadi kiblat & tanpa terasa sudah menggeser akhlak & akidah. Sangat baik kalau dilihat menurut perspektif manusia / lingkungan sosial umumnya namun masih jauh jika dilihat menggunakan kacamata spiritual yang sejati. -
2. Mencari kesibukan yang efektif, hemat operasional, namun memiliki visi & tujuan realitanya bermanfaat, supaya waktu & biaya tidak dibuang percuma untuk kesibukan yang tidak perlu lagi. Sehingga setelah pensiun bisa masuk mendekati dalam kategori kesibukan yang produktif. -
3. Mau mendengarkan nasehat orang lain, bahkan lebih muda usianya. Selama nasehat itu realistis, rasional, jelas orientasinya. Tanpa harus selalu merasa paling benar setelah pensiun. -
4. Mulai mengurangi & mengikis sifat ingin selalu diakui, disanjung, dipuji, dihormati, agar setelah pensiun menjadi orang tua yang sebenarnya sejati. Baik menurut penilaian orang lain maupun baik jika dinilai dari kacamata spiritual. Sementara itu penyampaiannya, semoga bermanfaat positif & inspiratif. Jika ada yang ingin memberikan masukan & tambahan, silahkan. Mari kita belajar bersama untuk menuju kehidupan yang sebenar-benarnya lebih baik lahir & batin. Selamat bekerja & beraktivitas. |
|