Maksud terjadinya : Sakutu kutu walang ketega"Pada era modern akibat materi menjadi kiblat yang secara halus menggeser akhlak & akidah." Menurut pinisepuh jaman ilmu kewalian dulu ada pitutur piwulang wong jawa : "Mbesuk ana ing jaman, kabeh pada metu sakutu kutu walang ketega". Kurang lebihnya makna sakutu kutu walang ketega begini : Pada suatu saat nanti, kalian akan sampai pada waktu mendekati akhir zaman, dimana semua orang dengan berbagai bentuk watak, karakter, kepribadian akan dimunculkan tumpah ruah semuanya oleh Pencipta-NYA. Jaman dimana materi duniawi menjadi kiblat, & menggeser secara halus lembut tidak terasa : nilai luhur akidah, akhlak, budi pekerti kedalam jalur yang seolah-olah benar tapi tidak sejatinya sesuai piwulang pinisepuh jaman dulu yang masih murni.
Jenis sakutu kutu walang ketega menurut pinisepuh jaman kewalian dahulu : Orang yang baik. Orang yang sebenar-benarnya baik. Orang yang sebenar-benarnya sejati. Orang yang seolah-olah baik padahal sebenarnya bersebrangan. Orang yang seolah-olah luhur budi pekertinya namun memanfaatkan kebaikannya untuk mengendalikan kelompok sesuai keinginannya. Orang yang terlihat seperti ewuh pekewuh, tapi aslinya sedang mencari simpati agar apa yang dia ingin terpenuhi tanpa repot. Orang yang benar-benar buruk kepribadiannya : baik prilaku, tutur katanya, & kepribadiannya.
Salah tidak 100%, benarpun tidak 100%, sukar membedakan mana yang baik & tidaknya, karena serba samar-samar. Itulah kurang lebih sakutu kutu walang ketega, smuanya ada & dimunculkan, tapi kada kebaikannya masih samar-samar adanya.
Mengapa sakutu kutu walang ketega dikeluarkan oleh pencipta-NYA? Kita hanya bisa menganalisa secara logis & mengambil hikmah baiknya. Intinya jika seseorang diberi soal ujian semakin banyak, dengan berbagai karakter & bentuk pola soal, score yang berbeda-beda indikator pada setiap soal ujian, maka orang itu sedang di tes untuk masuk ke jenjang lebih tinggi yang membutuhkan kompetensi lebih kompleks. Berdasarkan kronologi seperti itu maka, untuk mengetahui mana yang benar-benar beriman & bertakwa, mana yang setengah-setengah, mana yang biasa-biasa, mana yang sejatinya, mana yang terbaik, tentu membutuhkan indikator lebih kompleks dengan score yang berbeda-beda pula. Soal-soal yang beragam tersebut harus diselesaikan dalam waktu yang dibatasi, namun dengan pilihan yang fleksibel.
Bagaimana supaya kita masuk pada sakutu kutu walang ketega dengan kategori minimal baik? Harus berupaya memiliki pikiran, perasaan, yang peka, terutama saat materi duniawi sudah mulai menyelimuti & dominan menguasai akhlak akidah secara halus lembut, hingga menggeser materi menjadi kiblat. Harus berusaha keras memahami perbedaan antara kebutuhan dengan tujuan hidup yang sejatinya berbeda. Uang, materi, kekayaan memang penting & tidak bisa dipungkiri menopang hidup sekali. Tapi jangan sampai akhlak & akidah bergeser secara halus apalagi sampai menggantikan materi sebagai kiblatnya. Tidak ada yang melarang siapapun yang ingin kaya, sukses, berhasil, penuh kelimpahan & kemudahan. Namun cara berusaha & mengimplementasikannya harus benar-benar berlandaskan aklhlak & akidah yang digariskan agar tidak menjadi paham salah. Berusaha menggunakan aklhlak & akidah sesuai tuntunan tauhid, sebagai kiblat kebenaran yang hak dalam berbagai sendi-sendi hidup.
Sementara kurang lebihnya itu yang bisa disampaikan, semoga inspiratif bermanfaat positif & aplikatif dalam jangka panjang. Terima kasih atas kunjungan & kepercayaannya, selamat bekerja & beraktifitas. |