Download terlengkap cara terbaikDefinisi Pengertian Ibu Yang Mulia

Solusi cara terbaik dan terlengkapIbu yang mulia artinya adalah seorang ibu yang bisa mematuhi dan menjunjung suaminya, tidak pernah membanding-bandingkan anak-anaknya, mengedepankan kepentingan suami dan anak, dan sanggup menanggalkan semua ego kepentingannya saat seperti masih gadis, Itu baru ibu rumah tangga yang mulia.


Download aplikasi terbaruLihatlah menggunakan komputer, pc-desktop, laptop, maupun smartphone android. Saat ini ada 98 artikel Kategori Edukasi Pengembangan Diri. Pemutakhiran versi update revisi ke : 116368.


ibu seperti apa yang mulia?

"Pada saat materi pada era modern menjadi kiblat"

Seperti apa ibu yang mulia -

Kebanyakan orang beranggapan bahwa : Kalau sudah menikah, sudah punya anak, hidup dengan materi yang berkecukupan, bekerja dengan posisi bagus, bisa memenuhi kebutuhan anaknya, enak & ramah jika dilihat dari kacamata sosial maka sudah bisa memenuhi seperti apa ibu yang mulia.

Padahal ibu yang mulia seperti apa sebenarnya?

  • 1. Seorang ibu yang bisa menanggalkan kepentingan pribadi, & lebih mementingkan anaknya yang bahkan masih kecil.

Contoh nyata : Ibu punya anak kecil rewel, nangis, kesal bikin stress & depresi. Daripada pusing, sang ibu menitipkan anaknya, entah ke tetangga, pembantu, anda / bahkan pada orang tuanya sendiri, lalu ibu tersebut kontak teman-teman ceweknya untuk kumpul disuatu tempat guna trip & adventure. Ibu yang belum bisa menanggalkan kepentingan pribadinya hanya baru sebatas menjadi orang tua, tapi belum menjadi ibu yang mulia.

  • 2. Seorang ibu yang bisa berbakti pada suaminya, meskipun notabene, karirnya lebih bagus dengan gaji lebih besar.

Contoh realistis : Suami pulang kerja, kemudian istrinya (ibu) tidak memasakan makanan & membuatkan secangkir kopi, Alasannya : warung sudah tutup, suami malah diberi uang untuk membeli kopi & makanan sendiri. Ibu seperti ini belum bisa dikatakan ibu yang mulia meskipun sudah jadi orang tua & bisa memberikan uang lebih pada anak & suaminya. Kondisi seperti ini jika diteruskan akan menjadi cikal bakal perpecahan.

  • 4. Seorang ibu yang bisa mengikis rasa gengsi, prestis, ego, dirinya sendiri & mementingkan suami / keluarganya.

Contoh nyata : Suami meminta istrinya (ibu) untuk memasukan motor kedalam rumah/garasi karena sudah malam, kemudian sang istri menolak dengan alasan : aku pulang kerja mas, capek & ingin tidur, anda saja yang memasukan. Karena sang suami sedang merasa tidak enak karena istrinya punya pekerjaan lebih bagus & penghasilan lebih besar, maka sang suami dengan rela memasukan motornya tsb. Ibu dengan model seperti inipun tidak bisa disebut ibu yang mulia.

  • 5. Seorang ibu yang bisa & betah dirumah, mengurus anaknya yang masih kecil dari umur 1 bulan sampai berumu 5/6 tahun sekolah TK.

Contoh kongkrit : Seorang ibu tidak betah dirumah, karena terus menerus mengurusi anaknya yang masih kecil rewel, ingin makan, menyusui, pup, & lain sebagainya. Merasa depresi & stress jika terlalu lama dirumah, ingin bekerja kembali, bertemu teman-temannya dikantor, bersosialisasi & bercanda ria dengan temannya. Meskipun seorang ibu bisa berhari-hari dirumah mengurusi anaknya yang masih kecil, tapi diselimuti amarah, ego, bosan, ingin keluar & bekerja kembali dikantor, maka masih hanya layak disebut orang tua, belum bisa menjadi ibu yang mulia.

  • 6. Mampu menerima dengan iklhlas hati saat ada banyak hal bertentangan dengan suaminya setelah menikah, & melandaskan semuanya sebagai bakti berdasarkan akidah & ajaran agama yang betul yang dianutnya.

Contoh nyata : Sautu ketikan istri & suami berselisih paham, keduanya tidak mau mengalah & memiliki pembenarannya masing-masing. Sebenarnya istrinya yang benar, akhirnya istri mempertahankan argumen & persepsinya sekuat mungkin, hingga suaminya tidak bisa menahan kemarahan, & berujung pada perpecahan yang ujung-ujungnya ala tua becik tua, apalagi pemandangan ini dilihat jelas anak-anaknya yang masih kecil. Ibu dalam kondisi ini memang betul secara logis, tapi secara akidah tetap belum bisa disebut sebagai ibu yang mulia.

Sebenarnya dalam hal tsb, anak laki-laki (suami) tetap memiliki perasaan & empati, jika istrinya berbakti, sopan, ngajeni & menghormati suami, apalagi secara profesi status istri lebih tinggi, pasti sang suami akan lebih berhati-hati dalam menjaga ketulusan & cinta istrinya sebagai ibu yang mulia, serta berusaha sangat keras membahagiakan istri semampunya.

Apakah ibu yang mulia pada jaman modern seperti sekarang ini masih ada?

  • Masih ada, hanya saja memang ibu yang mulia jumlahnya sangat sedikit/minoritas. Akibat materi duniawi sudah menjadi kiblat, akhirnya menjadi ibu dengan ciri orang tua materialistis sampai bisa membelokan akidah & akhlak secara halus, keluar dari yang digariskan menurut syariat & hakikat agama yang sesungguhnya.

Apakah benar, surga berada dibawah telapak kaki ibu?

  • Ya memang benar, siapapun ibu kita, maka harus dihormati & diajeni. Terutama ibu yang benar-benar mulia memenuhi 6 kriteria diatas. Ibu dengan niat bijak, karakter seperti itulah, jika anda bisa menjaganya maka benar-benar akan memberikan surga, dalam hal ini berbagai kemudahan. Pun demikian sebaliknya.

Sementara itu yang bisa disampaikan, semoga bermanfaat positif & inspiratif terutama dalam memahami persepsi ibu yang mulia sesuai akidah & akhlak sesuai yang digariskan agama. Terima kasih atas kunjungan & kepercayaannya, selamat bekerja & beraktifitas.