ibu seperti apa yang mulia? "Pada saat materi pada era modern menjadi kiblat" 
Kebanyakan orang beranggapan bahwa : Kalau sudah menikah, sudah punya anak, hidup dengan materi yang berkecukupan, bekerja dengan posisi bagus, bisa memenuhi kebutuhan anaknya, enak & ramah jika dilihat dari kacamata sosial maka sudah bisa memenuhi seperti apa ibu yang mulia. Padahal ibu yang mulia seperti apa sebenarnya? Contoh nyata : Ibu punya anak kecil rewel, nangis, kesal bikin stress & depresi. Daripada pusing, sang ibu menitipkan anaknya, entah ke tetangga, pembantu, anda / bahkan pada orang tuanya sendiri, lalu ibu tersebut kontak teman-teman ceweknya untuk kumpul disuatu tempat guna trip & adventure. Ibu yang belum bisa menanggalkan kepentingan pribadinya hanya baru sebatas menjadi orang tua, tapi belum menjadi ibu yang mulia.
Contoh realistis : Suami pulang kerja, kemudian istrinya (ibu) tidak memasakan makanan & membuatkan secangkir kopi, Alasannya : warung sudah tutup, suami malah diberi uang untuk membeli kopi & makanan sendiri. Ibu seperti ini belum bisa dikatakan ibu yang mulia meskipun sudah jadi orang tua & bisa memberikan uang lebih pada anak & suaminya. Kondisi seperti ini jika diteruskan akan menjadi cikal bakal perpecahan.
4. Seorang ibu yang bisa mengikis rasa gengsi, prestis, ego, dirinya sendiri & mementingkan suami / keluarganya.
Contoh nyata : Suami meminta istrinya (ibu) untuk memasukan motor kedalam rumah/garasi karena sudah malam, kemudian sang istri menolak dengan alasan : aku pulang kerja mas, capek & ingin tidur, anda saja yang memasukan. Karena sang suami sedang merasa tidak enak karena istrinya punya pekerjaan lebih bagus & penghasilan lebih besar, maka sang suami dengan rela memasukan motornya tsb. Ibu dengan model seperti inipun tidak bisa disebut ibu yang mulia.
Contoh kongkrit : Seorang ibu tidak betah dirumah, karena terus menerus mengurusi anaknya yang masih kecil rewel, ingin makan, menyusui, pup, & lain sebagainya. Merasa depresi & stress jika terlalu lama dirumah, ingin bekerja kembali, bertemu teman-temannya dikantor, bersosialisasi & bercanda ria dengan temannya. Meskipun seorang ibu bisa berhari-hari dirumah mengurusi anaknya yang masih kecil, tapi diselimuti amarah, ego, bosan, ingin keluar & bekerja kembali dikantor, maka masih hanya layak disebut orang tua, belum bisa menjadi ibu yang mulia.
Contoh nyata : Sautu ketikan istri & suami berselisih paham, keduanya tidak mau mengalah & memiliki pembenarannya masing-masing. Sebenarnya istrinya yang benar, akhirnya istri mempertahankan argumen & persepsinya sekuat mungkin, hingga suaminya tidak bisa menahan kemarahan, & berujung pada perpecahan yang ujung-ujungnya ala tua becik tua, apalagi pemandangan ini dilihat jelas anak-anaknya yang masih kecil. Ibu dalam kondisi ini memang betul secara logis, tapi secara akidah tetap belum bisa disebut sebagai ibu yang mulia.
Sebenarnya dalam hal tsb, anak laki-laki (suami) tetap memiliki perasaan & empati, jika istrinya berbakti, sopan, ngajeni & menghormati suami, apalagi secara profesi status istri lebih tinggi, pasti sang suami akan lebih berhati-hati dalam menjaga ketulusan & cinta istrinya sebagai ibu yang mulia, serta berusaha sangat keras membahagiakan istri semampunya. Apakah ibu yang mulia pada jaman modern seperti sekarang ini masih ada? Masih ada, hanya saja memang ibu yang mulia jumlahnya sangat sedikit/minoritas. Akibat materi duniawi sudah menjadi kiblat, akhirnya menjadi ibu dengan ciri orang tua materialistis sampai bisa membelokan akidah & akhlak secara halus, keluar dari yang digariskan menurut syariat & hakikat agama yang sesungguhnya.
Apakah benar, surga berada dibawah telapak kaki ibu? Ya memang benar, siapapun ibu kita, maka harus dihormati & diajeni. Terutama ibu yang benar-benar mulia memenuhi 6 kriteria diatas. Ibu dengan niat bijak, karakter seperti itulah, jika anda bisa menjaganya maka benar-benar akan memberikan surga, dalam hal ini berbagai kemudahan. Pun demikian sebaliknya.
Sementara itu yang bisa disampaikan, semoga bermanfaat positif & inspiratif terutama dalam memahami persepsi ibu yang mulia sesuai akidah & akhlak sesuai yang digariskan agama. Terima kasih atas kunjungan & kepercayaannya, selamat bekerja & beraktifitas. |