BAGAIMANA NASIB GURU BAKTI KEDEPAN? YANG KESEJAHTERAANNYA BERBEDA SANGAT JAUH DENGAN GURU PNS. Guru bakti sebenarnya banyak yang memiliki kompetensi tinggi, yang anak didiknya sering menang lomba, sudah sering ikut diklat. Sabar saja waha guru bakti, nanti pasti ada perubahan masa depan yang jauh lebih baik pada era revolusi industri.
Lihatlah menggunakan komputer, pc-desktop, laptop, maupun smartphone android. Saat ini ada 8 artikel Kategori Sekolah. Pemutakhiran versi update revisi ke : 118589.
Kesejahteraan guru bakti sebaiknya lebih dipikirkan lagi tidak hanya guru PNS sebab sekarang sudah ada dana BOS yang menunjang operasional sekolah dan tambahan dana sertifikasi.Nasib kesejahteraan guru bakti yang kurang manusiawi. Mengapa ada sertifikasi guru? Mengapa guru bersertifikasi digajih besar? Sebenarnya apa tujuannya? 1. Guru PNS yang bersertifikasi digaji besar sebab sebenarnya supaya penghasilan sertifikasinya dipakai dan dipakai untuk belanja media belajar tambahan yang sekiranya mendukung kegiatan belajar mengajar, agar setiap guru kelas meningkatkan produktifitas mengajarnya sehingga menghasilkan siswa didik yang kreatif, produktif dan kompetens kedepannya. 2. Dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) dibatasi penggunaannya ada juknisnya, ada kode akun yang boleh dibelanjakan sebab sebenarnya guru SD sudah disejahterakan dengan adanya sertifikasi.
Kenyataannya sekarang bagaimana dengan guru PNS bersertifikasi? 1. Gajih dipakai untuk mensejahterakan kepentingan pribadi, sedangkan kepentingan disekolah lebih banyak terabaikan. Maunya menuntut gaji besar dan kesejahteraan, namun kenyataannya hasil siswa didiknya kurang produktif dan kompetens. Buktinya : Anak-anak sekolah yang pintar dan produktif sebab ikut BIMBEL maupun LPK seperti : Neutron, Primagama, Gama Exata, dan lainnya. bukan karena belajar di sekolah, sekolah hanya tempat mencari gelar atau ijazah. 2. Semua beban operasional sekolah dibebankan kepada dana BOS, entah itu yang tertera di JukNis, yang termaktub dalam akun yang boleh dibelanjakan, bahkan tidak segan-segan memanipulasi supaya seolah-olah pengeluaran operasional sekolah termasuk dalam pembelanjaan yang diperbolehkan dengan dana BOS.
Bagaimana dengan nasib guru wiyata bakti? 1. Dibebani tugas banyak, mengerjakan semua pekerjaan guru pns, mengakomodir semua kesejahteraan guru PNS, sementara kesejahteraan guru bakti tidak dipikirkan, sekolah hanya menuntut tanpa rasa manusiawi. dengan mengatasnamakan Kedisiplinan dan aturan dinas. Padahal departemen lebih tinggi dari sekolah sudah mendeklarasikan jika guru bakti boleh berangkat lebih siang, boleh pulang lebih awal, dan tidak dibebani tugas terlalu berat seperti PNS. Tujuannya supaya guru bakti mencari penghasilan tambahan dengan usaha diluar. Guru PNS benar-benar sangat sejahtera dalam tanda kutip. Guru bakti diperas tenaga, pikiran, dan waktunya, sementara kesejahteraannya sangat miris sama sekali tidak disentuh oleh guru PNS senior disekolah. Apakah ada sekolah yang memiliki pengertian dan rasa manusiawi pada guru bakti? jawabannya tetap ada, namun jumlahnya bisa 1 dibanding 1000. Sangat langka.
Bagaimana seharusnya hubungan guru bakti dengan guru PNS di sekolah? Bagaimana supaya sekolah bisa maju? manajemennya jelas? dan menghasilkan peserta didik yang kompetens? 1. Harus ada lembaga pengawas dari departemen lebih tinggi, namun para pegawai pengawas ini berada dalam satu atap disekolah, sehingga bisa langsung menyaksikan kegiatan-kegiatan disekolah, tidak hanya mengandalkan laporan keuangan secara tertulis saja. Pengawas diberikan hak dan kewajiban serta perlindungan lebih, agar tugasnya dalam mengawasi semua kegiatan sekolah tidak terkontaminasi. 2. Jargon, maupun kata-kata yang baik, tidak hanya dijadikan selogan semata yang seolah-olah sudah baik saja. Tapi dijalankan dengan landasan iman dan taqwa yang sebenar-benarnya, supaya mereka yang diberi kesejahteraan lebih, tidak gelap mata dengan gemerlapnya materi duniawi yang secara halus lembut menggeser nilai akidah tidak menjadi kiblatnya. Kalau pinisepuh jawa mengatakan seperti "Blongsong Kewolo".
Artikel dan uraian ini tidak membela guru PNS, maupun guru bakti, tapi lebih realistis membela : siapapun mereka yang mau bekerja keras, berprinsip menghasilkan peserta didik yang kompetens, mau meluangkan waktu lebih untuk kemajuan sekolah, kesadaran dan etos kerjanya tinggi, tidak mengedepankan kepentingan pribadi, Itulah mereka yang seharusnya laya diberikan gaji besar dan kesejahteraan. Baik itu dari golongan guru PNS maupun guru bakti. Deskripsi ini hanya memberikan gambaran kenyatan kalau mau jujur dari sanubari paling dalam, seperti itulah realitanya sekarang. Sementara itu yang bisa disampaikan mengenai nasib kesejahteraan guru terutama guru bakti yang sebenarnya masih muda, memiliki kompetensi lebih, lebih produktif, pekerja keras namun sementara ini masih dikesampingkan oleh pihak sekolah dimana mereka bernaung. Baja juga liputan 6 nasib miris guru honorer. Semoga artikel ini menjadi inspirasi positif untuk semuanya, demi kemajuan dunia pendidikan terutama sekolah dasar, karena di SD ini adalah cikal bakal calon generasi baru yang akan merevolusi dunia menjadi lebih baik, jika di didik oleh guru yang kompetens dan manajemen sekolah yang fairnes dan adil. Terima kasih atas kunjungan dan kepercayaannya.
|