Download terlengkap cara terbaikKesejahteraan guru bakti harus dipikirkan selain guru PNS

Solusi cara terbaik dan terlengkapKesejahteraan guru bakti harus diprioritaskan juga, karena guru bakti harus bekerja keras sama seperti PNS umumnya, Kesejahteraannya harus dipikirkan selain gajinya kecil, Banyak yg dipikirkan selain guru menjadi tugasnya, Harus diingat bahwa selain guru PNS ada guru bakti yang beban kerjanya kadang lebih berat.


Download aplikasi terbaruLihatlah menggunakan komputer, pc-desktop, laptop, maupun smartphone android. Saat ini ada 7 artikel Kategori Sekolah. Pemutakhiran versi update revisi ke : 118589.


Kesejahteraan guru bakti sebaiknya lebih dipikirkan lagi tidak hanya guru PNS sebab sekarang sudah ada dana BOS yg menunjang operasional sekolah & tambahan dana sertifikasi.

Nasib kesejahteraan guru bakti yg kurang manusiawi.

Mengapa ada sertifikasi guru? Mengapa guru bersertifikasi digajih besar? Sebenarnya apa tujuannya?

  • 1. Guru PNS yg bersertifikasi digaji besar sebab sebenarnya supaya penghasilan sertifikasinya dipakai & dipakai untuk belanja media belajar tambahan yg bila mendukung kegiatan belajar mengajar, agar setiap guru kelas meningkatkan produktifitas mengajarnya sehingga menghasilkan siswa didik yg kreatif, produktif & kompetens kedepannya.

  • 2. Dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) dibatasi penggunaannya ada juknisnya, ada kode akun yg boleh dibelanjakan sebab sebenarnya guru SD sudah disejahterakan dg adanya sertifikasi.

Kenyataannya sekarang bagaimana dg guru PNS bersertifikasi?

  • 1. Gajih dipakai untuk mensejahterakan kepentingan pribadi, sedangkan kepentingan disekolah lebih banyak bisa diabaikan. Maunya menuntut gaji besar & kesejahteraan, namun kenyataannya hasil siswa didiknya kurang produktif & kompetens. Buktinya : Anak-anak sekolah yg pintar & produktif sebab ikut BIMBEL maupun LPK seperti : Neutron, Primagama, Gama Exata, & lainnya. bukan karena belajar di sekolah, sekolah hanya tempat mencari gelar / ijazah.

  • 2. Semua beban operasional sekolah dibebankan kepada dana BOS, entah itu yg tertera di JukNis, yg termaktub dalam akun yg boleh dibelanjakan, bahkan tidak segan-segan memanipulasi supaya seolah-olah pengeluaran operasional sekolah termasuk dalam pembelanjaan yg diperbolehkan dg dana BOS.

Bagaimana dg nasib guru wiyata bakti?

  • 1. Dibebani tugas banyak, mengerjakan semua pekerjaan guru pns, mengakomodir semua kesejahteraan guru PNS, sementara kesejahteraan guru bakti tidak dipikirkan, sekolah hanya menuntut tanpa rasa manusiawi. dg mengatasnamakan Kedisiplinan & aturan dinas. Padahal departemen lebih tinggi dari sekolah sudah mendeklarasikan bila guru bakti boleh berangkat lebih siang, boleh pulang lebih awal, & tidak dibebani tugas terlalu berat seperti PNS. Tujuannya supaya guru bakti mencari penghasilan tambahan dengan usaha diluar. Guru PNS benar-benar sangat sejahtera dalam tanda kutip. Guru bakti diperas tenaga, pikiran, & waktunya, sementara kesejahteraannya sangat miris sama sekali tidak disentuh oleh guru PNS senior disekolah.

  • Apakah ada sekolah pemilik pengertian & rasa manusiawi pada guru bakti? jawabannya tetap ada, namun jumlahnya bisa 1 dibanding 1000. Sangat langka.

Bagaimana seharusnya hubungan guru bakti dengan guru PNS di sekolah?

  • 1. Kesadaran para guru PNS memberikan insentif lebih, apabila membebani pekerjaan terlalu banyak pada guru bakti, toh guru PNS sudah disejahterakan dengan penghasilan sertifikasi.

Bagaimana supaya sekolah bisa maju? manajemennya jelas? & menghasilkan peserta didik yg kompetens?

  • 1. Harus ada lembaga pengawas dari departemen lebih tinggi, namun para pegawai pengawas ini berada dalam satu atap disekolah, sehingga bisa langsung menyaksikan kegiatan-kegiatan disekolah, tidak hanya mengandalkan laporan keuangan secara tertulis saja. Pengawas diberikan hak & kewajiban serta perlindungan lebih, agar tugasnya dalam mengawasi semua kegiatan sekolah tidak terkontaminasi.

  • 2. Jargon, maupun kata-kata yang baik, tidak hanya dijadikan selogan semata yang seolah-olah sudah baik saja. Tapi dijalankan dengan landasan iman & taqwa yang sebenar-benarnya, supaya mereka yang diberi kesejahteraan lebih, tidak gelap mata dengan gemerlapnya materi duniawi yang secara halus lembut menggeser nilai akidah tidak menjadi kiblatnya. Kalau pinisepuh jawa mengatakan seperti "Blongsong Kewolo".

Artikel & uraian ini tidak membela guru PNS, maupun guru bakti, tapi lebih realistis membela : siapapun mereka yang mau bekerja keras, berprinsip menghasilkan peserta didik yang kompetens, mau meluangkan waktu lebih untuk kemajuan sekolah, kesadaran & etos kerjanya tinggi, tidak mengedepankan kepentingan pribadi, Itulah mereka yang seharusnya laya diberikan gaji besar & kesejahteraan. Baik itu dari golongan guru PNS maupun guru bakti. Deskripsi ini hanya memberikan gambaran kenyatan kalau mau jujur dari sanubari paling dalam, seperti itulah realitanya sekarang.

Sementara itu penyampaiannya mengenai nasib kesejahteraan guru terutama guru bakti yang sebenarnya masih muda, memiliki kompetensi lebih, lebih produktif, pekerja keras namun sementara ini masih dikesampingkan oleh pihak sekolah dimana mereka bernaung. Baja juga liputan 6 nasib miris guru honorer.

Semoga artikel ini menjadi inspirasi positif untuk semuanya, demi kemajuan dunia pendidikan terutama sekolah dasar, karena di SD ini adalah cikal bakal calon generasi baru yang akan merevolusi dunia menjadi lebih baik, Jika di didik oleh guru yang kompetens & manajemen sekolah yang fairnes & adil.

Terima kasih atas kunjungan & kepercayaannya.