Dalam jangka pendek & panjang. Istri memiliki peran penting bahkan kunci mencapai kebahagiaan hidup rumah tangga. Istri yang mulia, mampu menjaga kepemimpinan suami, serta paham akhlak & akidah yang mendasar serta hakiki.
Lihatlah menggunakan komputer, pc-desktop, laptop, maupun smartphone android. Saat ini ada 98 artikel Kategori Edukasi Pengembangan Diri. Pemutakhiran versi update revisi ke : 120279.
1. Tidak semua input dari tetangga rumah harus ditanggapi oleh suami maupun istri.Setiap rumah tangga (suami & istri) harus memiliki komitmen yang kuat untuk konsekuen dengan tanggung jawabnya sendiri. Sebab goyang tidaknya sebuah rumah tangga rata-rata akibat dari pihak ke 3 yang bisa berisi : tetangga, saudara, rekan, bahkan orang tua. JIka tak teliti, hati-hati, waspada dengan sikap, prilaku, kata-kata mereka maka bisa memicu terganggunya prinsip hidup keluarga yang sudah susah payah dibangun suami istri. Maka dari itu komitmen untuk konsekuen menjalani hidup berdua dengan prinsip yang teguh & kuat menjadi dasar yang sangat penting sebagai jembatan mencapai kebahagiaan hidup dalam rumah tangga. Konsekuensi tanggung jawab wanita setelah menjadi Istri memiliki tempat berlindung, mengadu, berkeluh-kesah, meminta pertimbangan ke suaminya, begitu juga sang suami. Sebab baik suami maupun istri kalau lebih sering sharing & curhat pada pihak ke 3 siapapun itu kategorinya maka efeknya lebih kompleks dari yang diperkirakan. 2. Meskipun penghasilan rumah tangga sementara masih sedikit tapi usahakan bisa cukup bukan saling menuntut.Jaman sekarang adalah jaman materialisme, semua diukur dengan uang. Hanya segelintir orang yang memiliki kiblat akhlak & akidah yang sebenar-benarnya. Rata-rata kiblatnya materi, entah secara halus maupun tidak. Dasar yang penting disini adalah kalau ada sebuah rumah tangga yang bisa memegang konsep SEDIKIT tapi bisa CUKUP itulah sebenarnya kunci agar keluarga bisa mencapai kebahagiaan hidup selama berumah tangga. Sebab kalau memperturutkan hasrat duniawi tak akan ada habisnya. Mengukur kebahagiaan tak harus selalu dengan materi yang banyak, meskipun memang itu penting tapi bukan kiblat utama maksudnya. Istri yang terlalu suka menuntuk uang pada suaminya tanpa bisa fleksibel menyesuaikan situasi kondisi suaminya adalah ciri khas istri yang merusak kepemimpinan suami kedepannya : sebab rumah tangga itu bukan tempat untuk saling menuntu & mengoreksi, tapi kebersamaan yang bisa saling memecahkan semua kebutuhan tanpa timbul selisih diantaranya. Suami harus teliti, kalau istri sudah mulai merusak kepemimpinan suami meskipun secara halus, maka suami harus tegas padanya, karena sudah dianjurkan agama yang namanya istri harus patuh pada suaminya sebagai pemimpin keluarga, bukan kebalikannya. 3. Kebahagiaan hidup sebuah rumah tangga kiblatnya bukan materi & uang semata.Rumah tangga manapun pasti menginginkan kebahagiaan hidup dengan materi yang cukup, uang yang banyak, kaya, status sosial tinggi, itu pasti & tak bisa dipungkiri. Namun tak sedikit diantara mereka setelah makmur & berkecukupan akan menjadi lalai, kufur, tingga hati baik ditampilkan sevara halus maupun langsung, itu sama saja. Intinya suka beranggapan apa yang mereka peroleh adalah hasil merekan sendiri, suka membandingkan apa yang dipunya dengan orang lain, takabur & sombong secara halus lembut sekalipun. Padaha rejeki, waktu & kesempatan adanya yang menguasaiNya. Sifat seperti itu sebenarnya akan menimbulakn gelombang dinamika hidup penuh dilema kedepannya, bila tak benar-benar teliti dengan kelimpahan yang sedang diterimanya, bila salah memahami akan mempengaruhi banyak sendi kehidupan terutama bergesernya akhlak & akidah diguanti secara halus dengan materi maupun uang sebagai kiblatnya. Inti dasar paling penting dalam hal tersebut adalah bila sudah memimpin dalam banyak hal malah justru harus lebih merunduk & tak memicu banyak hal buruk yang tak dirasa. Sebab kunci kebahagiaan hidup dalam rumah tangga dalam kondisi demikian adalah kedewasaan & kematangan ketika mampu meredam saat sedang dalam kekurangan maupun bahkan saat sudah dimampukan & dilebihkan baik secara materi & lainnya. 4. Rumah tangga harus bisa menjaga tutur kata sikapnya kepada tetangga sebelahnya.Sebuah rumah tangga tidak akan lepas dari kehidupan bertetangga. Seperti apa tetangga kita adalah tergantung bagaimana cara sebuah rumah tangga menampilkan & membawa sikap diluar terutama tutur katanya. Jika mampu menjaga tutur katanya hanya untuk suami maupun istrinya maka tidak kan banyak timbul noise. Maka dari itu agama maupun pinisepuh manapun menganjurkan bila sudah berumah tangga harus bisa menyelesaikan masalahnya sendiri secara mandiri, tidak suka mengadu pada orang lain maupun bahkan orang tuanya. Karena yang memahami isi sebenar-benarnya sebuah rumah tangga seperti apa sudah pasti istri & suami itu sendiri. Ini adalah dasar yang juga sangat penting untuk dipahami, yang kadang secara tidak terasa sering diabaikan terutama bagi mereka yang memiliki usia pernikahan masih mudah. Sikap suami maupun istri yang suka mengadu apa saja kepada yang bukan tempatnya maka hanya akan menimbulkan ketenangan sesaat namun menimbulkan banyak dampak dalam jangka panjang & itu tidak termasuk kunci kebahagiaan hidup rumah tangga. Misalnya : seorang istri lebih suka mengadu pada orang tuanya terutama ibunya, mungkin si istri akan merasakan tenang & lega. Namun dampak yang tidak pernah disadarinya adalah istri sebenarnya sudah merusak kepemimpinan suaminya, istri sudah merusak hubungan ibu dengan ayahnya yang sebenarnya sudah terganggu dengan sifat anak perempuannya yang suka mengadu & menguras waktu ibunya. Jika anda memiliki istri model seperti ini harus tegas, karena jika dibiarkan maka suami tidak akan pernah punya ruang untuk mengatur & membimbing istrinya sesuai kurikulum & komiten rumah tangga yang sedang dibangun. Itulah 4 dasar penting sebagai kunci kebahagiaan untuk hidup dalam menjalani rumah tangga yang sangat dinamis.
|