Semua orang pasti berpendidikan tapi tidak terasa akidah & akhlak bergeser dengan kiblat materi duniawi.
Lihatlah menggunakan komputer, pc-desktop, laptop, maupun smartphone android. Saat ini ada 100 artikel Kategori Edukasi Pengembangan Diri. Pemutakhiran versi update revisi ke : 118803.
Tau ilmu agama, tapi sesungguhnya tidak pernah dipakai, itulah waktu dimana materi menjadi kiblatnya. Semua orang tidak terasa menggunakan kebaikan akhlak akidah sebagai simbol normatif bukan sebagai nilai substansial dalam keseharian. Jaman sekarang semakin banyak orang pandai & berilmu, lebih memahami moral & agama. Namun realitanya, semua itu tidak terasa tidak tercermin dalam prilaku keseharian. Bagaimana ini dipahami & terdeteksi? Kita tahu sebuah realita bahwa : -
Setiap orang semakin menyadari pentingnya pendidikan, berusaha sekolah setinggi mungkin. -
Mencari & mendapatkan pekerjaan yg bagus agar memiliki status sosial yg layak. -
Menyadari kebersamaan & hidup bergotong-royong. -
Semakin banyak acara majelis & keagamaan apapun. -
Saling membantu & bersedekah. -
Makin paham akhlak & akidah. Namun diluar kebaikan-kebaikan itu ada sebuah kenyataan yg halus lembut bersebrangan dg prinsip di atas : -
Setiap orang bebas berprilaku & berbicara namun tak terasa sopan santun & kebaikannya hanya untuk membungkus & menutupi niat buruk & bersebrangan dg yg ditampilkan. -
Materi, harta, kekayaan, finansial tidak terasa menjadi kiblat. Hal sifatnya duniawi menjadi orientasi utama pada setiap sendi keseharian. Semua diukur, dinilai, disimpulkan hanya berdasarkan materi duniawi semata. -
Sering mengikuti acara majelis keagamaan, namun sebenarnya hanya untuk ngumumi, ngormati, ikut kebanyakan orang, Bukan untuk memperbaiki nurani, akhlak & kepribadiaannya sendiri. -
Beramal & bersedekah hanya media untuk berlomba saling menunjukan kebaikan diantara umat. -
Kebersamaan & gotong royong hanya wahana untuk bersaing meraih predikat mana paling baik diantaranya. Akhlak & akidah ditempatkan bukan sebagai ukuran utama. -
Gaya bicaranya lembut & sopan namun tidak terasa sering menyinggung orang lain, Merasa terbaik & suka memotong pembicaraan, Kelihatannya sering memberikan nasehat yg baik tapi sebenarnya menjerumuskan, Merasa harga dirinya tinggi sehingga suka dipuji disanjung dialem & memaksa secara halus supaya orang lain melakukan itu. -
Semua itu dilakukan tidak terasa, tanpa disadari, tidak mau mengakui kesalahan, siapapun merasa terbaik. Padahal bila menggunakan dasar yg hakiki menggunakan ajaran agama yg sejati, semua akan terlihat mana yg sebenar-benarnya benar & mana yang sesungguhnya salah meskipun tidak salah sepenuhnya sekalipun semua bisa terdeteksi apabila dasar yang dipakai adalah yang hakiki. Bagaimana menurut anda? maka biarkanlan sanubari yang menjawab realita tersebut, diamlah sejenak, evaluasi diri, tenang & fokus, sendiri akan menemukan jawabannya, Kalau termasuk orang yang mendapatkan hidayah, maka setelah mencerna itu semua akan terdiam & menyadari banyak hal yang menjadi bagian kegiatan keseharian yang bahkan mungkin sudah bersebrangan dengan dasar akhlak & akidah yang sebenarnya sudah halus bergeser.
|