Bentuk tanggung jawab orang tua pada anak perempuan yang sudah menikah, agar tidak salah arah.
Lihatlah menggunakan komputer, pc-desktop, laptop, maupun smartphone android. Saat ini ada 97 artikel Kategori Edukasi Pengembangan Diri. Pemutakhiran versi update revisi ke : 119932.

bila ANAK PEREMPUAN SUDAH MENIKAH POSISI TANGGUNG JAWAB TIDAK SEPERTI SAAT MASIH GADIS, SUDAH ADA SUAMINYA :Landasan tanggung jawab pertama orang tua terhadap anak perempuan yg sudah menikah : 1. Memberikan pemahaman bahwa anak perempuan yg sudah menikah wajib mengikuti suaminya, kemanapun suaminya bekerja & tinggal. 2. Memberikan dasar bahwa anak perempuan yg sudah menikah harus menyelesaikan masalah, kebutuhan, konsekuensi sendiri / berdua bersama suami, bukan terus melibatkan orang tua terutama ibu setiap hari disemua aktivitas kegiatan keluarganya.
2 tanggung jawab di atas bila dilanggar anak perempuan yg sudah menikah, baik secara langsung, halus, lembut, seolah-olah sudah baik sekalipun maka nantinya orang tua akan pondeh / capek sebab harus terlibat dg urusan anak perempuannya, bahkan paham hidup & kesehatannya pun akan terganggu & akhirnya akan mengganggu semuanya. Apa dasar aturan itu? mau lihat di kitab agama apapun, dari pitutur pinisepuh manapun, maka tanggung jawab anak perempuan yg sudah menikah seperti itu dasarnya. ORANG TUA HARUS TELITI TERHADAP ANAK PEREMPUAN YANG SUDAH MENIKAH AGAR JANGAN SAMPAI MERUSAK KEPEMIMPINAN SUAMINYA MESKIPUN SECARA HALUS TANPA TERASA :Tanggung jawab orang tua kedua : Bagaimana analogi ini dipahami? begini kronologinya : Jaman sekarang, orang tua materialis semakin banyak, baik disadari maupun tidak disadari, sifat materialistis ini tercermin ketika berlebihan memberikan ekspektasi tinggi terhadap anak perempuan yg dianggapnya memiliki karir pekerjaan & gaji besar dikantornya. Kesukaan pada anak perempuannya ini bukan sebab dia menjalankan akhlak & akidah sebenarnya. Selalu membela anak perempuannya meskipun sudah salah parah, akibat sering disuap dalam tanda kutip sering dikasih materi / uang yg sebenarnya wajibnya anak pada orang tua, tapi dibelokan menjadi rasa bangga orang tua yg berlebihan, inilah cikal bakal anak perempuan yg akan merusak kepemimpinan suaminya, mulai dari perintah suami yg ringan sampai konsekuensi tanggung jawab paling sakral.
2. Memberikan pemahaman pada anak perempuan yg sudah menikah bila bisa memberikan materi, uang, / apapun pada orang tua itu sudah kewajiban & harus ikhlas, bukan untuk membakar rasa bangga orang tua kemudian anak perempuannya memiliki pamrih terselubung.
Anak perempuan jaman sekarang terutama yg kebetulan memiliki karir pekerjaan bagus dg gaji besar, pasti akan sering memberikan uang, materi, pada orang tua terutama ibu. Namun tidak jarang diantara mereka memiliki niat pamrih terselubung, dg tujuan untuk membakar rasa bangga orang tua, ketika orang tua sudah terbakar rasa bangganya, menjadi mudah disuruh-suruh secara halus tanpa terasa anak perempuan itu menjadi tidak taat pada suaminya karena selalu dibela meskipun salah, & menyamarkan tugas & kewajibannya setelah menikah untuk juga konsekuen mengurus rumah tangga ketika sudah dirumah.
Anak perempuan yg suka membakar rasa bangga orang tua akan karirnya, membakar rasa khawatirnya & mencari iba, sebenarnya hanya menyamarkan kewajibannya pada suami & keluarganya sendiri, meskipun dilakukan secara halus lembut.Tanggung jawab orang tua ketiga : Saat anak perempuan bekerja di kantor, sejatinya tidak ada orang tua terutama ibu yang tau betul apa yang dilakukan anaknya ketika dikantor, orang tua hanya tau apabila diberitau, itupun kalau informasinya valid & terpertanggung jawabakan. Sekarang banyak ibu rumah tangga gaul, yang mana kalau sedang pusing anaknya rewel dirumah maka dengan gampangnya ditinggal pergi belanja shoping dengan teman-teman kantornya, & bahkan menggunakan dalih kesibukan kerja dengan lembur tinggi supaya diijinkan keluar rumah bahkan dihari lubur. Suka membelokan perintah suami, membantah secara halus kehendak suami, lantaran merasa punya karir & gaji besar. Anak perempuan memang memiliki kelebihan finansial, tanggung jawab kebutuhan keluarga secara materi tercapai, tapi akhlak & akidahnya sangat jauh dari nilai ibu rumah tangga yang mulia.
Orang tua yang cermat, teliti, akan sangat tau niat seperti apa yang terselubung dibalik sikap & pemberian yang seolah-olah baik dari anak perempuannya. Sebaliknya orang tua yang berlebihan mencintai materi duniawi akan sangat mudah dikelabui anak perempuan yang suka memberi uang / apapun, hingga tanpa terasa anak perempuan itu sudah keluar secara halus dari apa yang sebenarnya sudah menjadi konsekuensi & tanggung jawabnya jika dia sudah menikah terutama pada suami & keluarganya sendiri.
Ibu rumah tangga profesi yang mulia bagi perempuan jika : mematuhi suami meski bersebrangan kehendak, menggikuti kamanapun suami tinggal tanpa beban, bisa menyelesaikan masalah keluarganya sendiri tanpa terus orang tua terlibat didalamnya.Sementara itu penyampaiannya, semoga bermanfaat positif & aplikatif kedepannya, tersadari dipenuhi kesadaran, karena sekarang materi duniawi sudah sangat luar biasa membelokan secara halus akan akhlak & akidah sebenarnya yang seharusnya dijalankan menurut porsi & tanggung jawabnya masing-masing.
|