Download terlengkap cara terbaikSeperti apa rasa bangga orang tua yang salah

Solusi cara terbaik dan terlengkapSetiap orang tua bangga ketika anaknya berhasil secara finansial, tapi terlalu membanggakan salah satu anaknya dan bahkan menindas menjatuhkan anak lainnya, itu namanya tidak bisa memberi rasa yang adil, disitulah letak kesalahannya. Anak butuh orang tua, tapi orang tua semakin tambah usianya akan semakin membutuhkan anak-anaknya, Tinggal dipikir dan dirasa yang dalam bagaimana kondisi yang berbeda-beda bisa harmony dengan prinsip hidup yang benar sesuai akidah. Itu sulit bagi yang tidak paham, itu juga keruh bagi yang belum punya prinsip spiritual yang kuat, dan itu bersebrangan bagi yang prinsip hidupnya materialistis.


Download aplikasi terbaruLihatlah menggunakan komputer, pc-desktop, laptop, maupun smartphone android. Saat ini ada 98 artikel Kategori Edukasi Pengembangan Diri. Pemutakhiran versi update revisi ke : 118245.


Setiap orang tua pasti bangga jika anak-anaknya berhasil..

Sekolah, kuliah, lulus, jadi pegawai, punya jabatan, gajihnya besar, semoa orang tua manapun menginginkan seperti tersebut.

Namun yang namanya siklus hidup itu sangat dinamis, jalan rejeki orang itu berbeda-beda, tidak bisa langsung seperti itu jalannya.

Ada yang beruntung dalam tempo cepat, pun ada yang butuh waktu lama, akhirnya jadi juga.

Jaman sekarang ini memang hampir semua orang itu kiblatnya materi, uang, kekayaan, kalaupun penampilan orang itu baik, itu hanya luarnya saja, didalmnya terbakar isi kebanggaan akan keinginan materi duniawi semata. Realita ini ter cek dengan tanya langsung ke sanubari masing-masing.

Boleh saja memiliki rasa bangga terhadapa keberhasilan materi kekayaan, tapi apabila terbakar dengan cara yang tidak tepat & berlebihan, maka akan MERUBAH segalanya, pandangan hidupnya berubah, cara dia memandang hidup jadi berubah, akhirnya materi jadi kiblat..

Anak perempuan itu setelah menikah wajib mengikuti suaminya.. sebab itu sesuai dengan akad pernikahan & agama menganjurkan..

Namun kadang ada anak perempuan yang merasa kuat memiliki harta & kekayaan dari karirnya, memiliki keinginan mengendalikan semuanya dengan kelebihan finansialnya itu, yang diinginkan : Suami ikut yang perempuan,, yang perempuan sebenarnya maunya tinggal sama ibunya,, hanya itu yang sebenarnya tersirat dalam benak sanubarinya,, terbungkus halus dengan materi duniawi..

Anak perempuan model seperti ini biasanya pandai membakar rasa bangga orang tuanya,, terutama yang sangat gemar dengan duniawi (harta & kekayaan + status pekerjaan yang menjanjikan)

Anak seperti itu biasanya :

  • 1. Suka menunjukan harta bendanya ke orang tua, supaya rasa bangganya terbakar, sehingga sering sombong & menyinggung orang lain akibat lupa diri / takabur.

  • 2. Suka memberi sesuatu pada orang tuanya, supaya bangga anaknya memberinya lebih, supaya orang tua bangga padanya, sayang sebab hartanya,, setelah itu orang tuanya dikendalikan secara halus, tidak lebih seperti pembantunya, yang mau disuruh-suruh ikuti perintahnya.

  • 3. Suka meninggalkan kewajiban sebagai ibu rumah tangga & membebankan kepada orang tuanya, pun dengan cara yang halus, sehingga tidak terdeteksi saat dia memperbudak orang tuanya.

  • 4. Suka menceritakan pangkat, jabatan, harta, gaji, & kekayaan yang diraihnya, supaya rasa bangga orang tua terbakar, setelah terbakar & cinta materi,, barulah orang tua itu dikendalikan..

yang ada dalam benak pikiran & hati anak perempuan seperti itu sebenarnya hanyalah kamuflase, untuk mendorong & merubah visi hidup orang tua yang sudah benar, berubah menjadi materialistis,

Orang tua yang mudah terbakar rasa bangganya terhadap anaknya pemilik materi duniawi lebih banyak, maka akan lebih mudah dikendalikan & dikelabui anak perempuannya yang seperti itu secara halus, & lama-kelamaan akan di kethiplakaken secara halus.

Contoh analogi yang menggambarkan hal di atas :

  • Anak perempuan ibunya, kulkasnya rusak & bermasalah..

  • Anak perempuan itu membutuhkan teknisi kulkas..

Maka :

  • Kalau anak perempuan yang benar-benar mandiri, maka hanya akan meminta nomor telepon teknisi ke ibunya, & selanjutanya dia sendiri yang akan kontak teknisi & mengurus semua sampai selesai,,

  • Kalau anak perempuan yang suka memperbantukan orang tuanya secara halus, maka dia akan menyuruh ibunya untuk mengontak teknisi kulkas supaya memperbaiki kulkas anaknya, klo teknisi tidak datang dia akan beli kulkas sendiri yang baru katanya. Akibat rasa bangga orang tua akan harta anaknya, ibunyapun nurut saja disuruh2 seperti itu, sehingga dogma & doktrin pun melekat..

dan analogi seperti itu diterapkan disetiap aspek kehidupan,, hingga orang tuanya selalu dilibatkan pada setiap urusan-urusan rumah tangga anak perempuannya,, padahal itu sudah tidak menjadi tanggung jawab ibunya,

Tujuannya adalah mengendalikan orang tua (ibu) supaya mudah disuruh/diperintah, akibat akidahnya sudah di bakar oleh rasa bangga terhadap anak perempuannya yang sedang dilebihkan materinya. Waktu ibunya hanya dihabisi & dikuras habis hanya untuk mengurusi anak perempuan itu setiap hari.

Orang tua terutama ibu yang sudah masuk dalam perangkap duniawi seperti ini hendaknya cepat sadar, supaya melihat baik tidak anaknya itu bukan lantaran harta semata, namu lebih karena merasakan getaran mental, isi niat, & bagaimana akhlak budi pekerti anak-anaknya yang sebenar-benarnya, supaya tidak mudah di manipulasi & didramatisir oleh rasa bangga yang terbakar berlebihan akibat terlalu suka sifat duniawi.

Padahal agama sudah mengatur & memberi petunjuk dengan terang mengenai : Hak & kewajiban anak-anak yang sudah menikah, baik laki-laki / perempuan, sesuai status keturunan dalam keluarganya.

Semoga referensi ini memberikan inspirasi positif, membawa perubahan yang bagus, meskipun memang kondisi seperti itu adalah pelik, namun kalau dipahami dengan kategori yang jelas, maka tidak akan tercampur antara budi pekerti dengan sifat duniawi.