Download terlengkap cara terbaikKonsekuensi tanggung jawab setelah menikah

Solusi cara terbaik dan terlengkapKonsekuensi tanggung jawab utama adalah harus berani & teguh mandiri bukan manipulasi, orang harus tanggung jawab setelah punya pilihan bukan menghindarinya, lebih baik belajar mandiri dari sekarang daripada nanti semua di jawab setelah menikah itu akan lebih berat.


Download aplikasi terbaruLihatlah menggunakan komputer, pc-desktop, laptop, maupun smartphone android. Saat ini ada 96 artikel Kategori Edukasi Pengembangan Diri. Pemutakhiran versi update revisi ke : 114368.


Sekolah . Kuliah . Bekerja . Menikah . Manfaat . Resiko . Ciri

Konsekuensi tanggung jawab terhadap apapun yg sudah menjadi pilihan, apalagi bila sudah menikah :

Konsekuen & Tanggung Jawab Atas Pilihan! -

Kapanpun bahkan ini setiap orang selalu mempunyai pilihan dalam hidupnya itu pasti. Namun pada kenyataannya tidak semua orang bisa konsekuen & tanggung jawab dg apa yg sudah menjadi pilihannya. Ciri khas orang paling banyak terjadi adalah mencari alasan & alibi untuk menghindari apa yg menjadi konsekuensi & tanggung jawabnya. Dan ini terjadi pada setiap aspek & lapisan kehidupan. Baik yg dalam masa pilihan : sekolah, saat kuliah, mulai bekerja & akhirnya menikah. Manfaat utama bila orang konsekuensi & tanggung jawab setelah bertambah dewasa atas apa yg menjadi pilihannya adalah tidak akan menimbulkan resiko banyak masalah baik kecil maupun besar, sebab kesadarannya ini bisa berguna mendidik langsung pada dirinya sendiri maupun orang lain disekitarnya. Simak ini secara baik & tanam dalam sanubari, sehingga ketika mengambil pilihan dalam hidup tidak menganggu & merugikan orang lain, bahkan mendidik secara langsung.

Orang lain memiliki kesibukannya sendiri sedangkan pilihan merupakan konsekuensi tanggung jawab yg harus dijalankan sendiri :

Pilihan saat sekolah :

  • Bagi yg sekarang dalam masa sekolah maka konsekuensi & tanggung jawab atas pilihan adalah belajar yg tekun, raih prestasi & ranking yg bagus 10 besar minimal, & rangking 1 maksimal. Dan tunjukan pada orang tua bila layak dibiayai sekolah sebab bisa berprestasi tinggi disekolah sesuai bakat & keahlian. Bukan mencari banyak alasan sebab malas belajar & saat prestasi menurun. Jangan suka bermain-main & dolan-dolan dg kanca batir, pikirkan orang tua sudah susah payah mencari uang untuk biaya sekolah.

Pilihan saat kuliah :

  • Saat memilih kuliah, pastinya sudah menginjak usia dewasa. Konsekuensi & tanggung jawab sebenarnya sudah jauh lebih berat daripada sekedar sekolah, harus memikirkan 4 sampai 5 tahun kedepannya setelah lulus kuliah mau punya masa depan seperti apa. Kuliah tidak untuk berhura-hura, pacaran, kongko-kongko & nongkrong dg teman-teman. sebab orang tua yg membiayai sedang menunggu hasil kuliah tentu dg prestasi akademik yg bagus & berprospek untuk cari kerja / membangun usaha kedepannya. Kasihan kan orang tua yg sudah susah payah banting tulang cari uang, Bila kuliah hanya untuk bersenang-senang.

  • Mengapa anak desa, yg makannya singkong & thiwul kadang bisa lebih pintar & bahkan genius? sebab anak seperti ini memiliki kesadaran nurani & spirit yg tinggi, menyadari apabila cari uang itu tidak gampang, harus bertetesan keringat & otak bisa sampai berasap sebab saking panasnya, dg kesadaran tinggi nurani inilah yg pada akhirnya membuka gerbang logic (and or not nand nor) dalam otaknya secara alami tanpa dipaksa & disuruh-suruh.

Bekerja memang harus, tapi jangan menjadikan kesibukan kerja sebagai dalih yg seolah-olah baik padahal mengesampingkan konsekuensi tanggung jawab setelah menjadi orang tua :

Konsekuensi & tanggung jawab Pilihan saat bekerja :

  • Mencari & mendapatkan pekerjaan ideal sesuai keinginan itu tidak gampang. Jadi apabila sudah terdesak & melag butuh uang dari hasil bekerja apa saja diluar idealisme ya jalankan saja tanpa menggerutu & menyalahkan orang lain. Kecuali apabila tergolong orang pemilik skill & keahlian khusus yg tinggi, mungkin saja bisa pilih-pilih seusai bakat & bidang.

  • Memahami pengertian bekerja & jangan menjadikan tempat kerja sebagai rumah. Lembur menjadi alasan tidak pulang kantor, padahal pekerjaannya apabila diakui hanya sedikit (Gengsi). Waktunya kerja ya kerja, waktunya pulang ya pulang tanpa banyak alasan, apalagi kalau sudah berkeluarga, harus menanggalkan kepentingan & ego sendiri untuk bersenang-senang, apalagi kalau sudah punya momongan.

  • Bekerja dg wajar sesuai bidang & jenjang kerja, tanpa memolesnya berlebihan seolah-olah paling berperan dibidangnya padahal tidak demikian.

  • Memahami & mengenal betul struktur oraganisasi perusahaan yg dinaunginya, & memahami tugasnya yg sebenar-benarnya, sehingga tahu cara memberikan benefit & keuntungan bagi perusahaan yg sudah mempekerjakannya, bukan hanya menuntut gaji tinggi tapi tidak ada kontribusinya secara teknis untuk membesarkan perusahaan tempatnya bekerja.

Tanggung jawab & konsekuensi Pilihan saat menikah & berkeluarga :

  • Jangan suka membebankan apa yg seharusnya menjadi tanggung jawab setelah berkeluarga kepada orang lain, kepada lainnya / orang tua. Pembantu rumah tangga sekalipun memiliki tugasnya sendiri, tapi kalau sudah apa yg seharusnya menjadi tanggungan sebagai orang tua, seharusnya tetap dijalankan sendiri tanpa banyak alasan ini & itu.

  • Berkeluarga & menjadi orang tua itu : repot, capek, banyak pikiran & tenaga yg terkuras, TAPI itu sudah tanggung jawab & konsekuensi pilihan setelah menikah, jalankan saja sebab itu sudah konsekuensinya. Jangan beranggapan Akad Nikah itu ucapan biasa, tapi akad nikah memuat tanggung jawab besar & konsekuensi tanpa beralasan ini & itu.

  • kalau kebutuhan apapun, selesaikan sendiri. Tanpa harus merepotkan orang lain, lainnya, orang tua, bahkan memojokan orang lain supaya mau terus membantu apa yg seharusnya bukan tanggung jawab & konsekuensinya.

  • Siapapun & apapun seperti apapun karakter pasangan setelah menikah, itu adalah pilihan sendiri, jalankan saja sesuai akad nikah bahkan jangan sampai mencari-cari yg lainnya, inipun tanggung jawab besar & konsekuensi tinggi yg kadan tidak dipahami jauh-jauh hari sebelum menikah.

  • Apapun pekerjaan yg didapat setelah menikah, berapapun banyaknya uang yg dihasilkan dari penghasilan / gaji, maka anak adalah tujuan utamanya, baik istri maupun suami. Kalau uangnya lebih, maka lebih baik ditabung untuk masa depan anak, daripada dipakai untuk menyuap dalam tanda kutip kepada maupun orang tua, supaya mau direpoti terus mengurus anaknya, & merasa tidak enak karena sering disuap dalam tanda kutip. Padahal posisi seperti ini adalah rikuh pekewuh yg tidak pada ranah & kategorinya. Adakah orang seperti itu setelah berkeluarga & istilahnya meskipun mapan secara finansial? jawabannya ada : hanya saja nuraninya mau mengakui / tdk, & ini membutuhkan analisa sangat lembut, serta kesadaran penuh kesungguhan dari orang yg bersangkutan.

Konsekunsi tanggung jawab yg dijalankan sepenuh hati & penuh kesungguhan akan bermanfaat universal :

Manfaat utama menjalankan konsekuensi & tanggung jawab pilihan :

  • Memahami makna kedewasaan yg sesungguhnya & bisa diandalkan karena tidak akan menimbulkan banyak masalah baik yang di duga maupun tanpa terduga.

  • Hidup berjalan wajar & alami sesuai porsi & tanggung jawab masing-masing paham dg konsekuensi pilihannya sendiri tanpa menyalahkan orang lain.

  • tdk menimbulkan banyak salah paham yang berujung pada distorsi & disharmonies.

  • Hidup selaras & seimbang, baik dg keluarga, anda, teman, kerabat maupun dg tangga teparo. Tanpa menimbulkan sesuatu yang ambigu & kesalahpahaman tidak pada tempatnya.

  • Memiliki hubungan silaturahmi yang harmoni & bertahan lama dengan siapapun juga.

  • Lembah manah & punya kesadaran tinggi akan konsekuensi & tanggung jawabnya, bahkan saat banyak keadaan yang bertentangan dengan kehendak & keinginananya, punya kesabaran tinggi & penug pemecahan yang tidak merugikan siapapun disekitarnya.

  • Rasa konsekuensi & tanggung jawab setelah bertambah dewasa akan terus tumbuh & berkembang, tanpa harus disuruh-suruh, tanpa harus diberitahu terus menerus.

Efek & resiko yang ditimbulkan jika menghindari dari konsekuensi & tanggung jawab pilihan :

  • Hanya menimbulkan banyak masalah baru, baik besar, kecil maupun yang terduga & tidak diduga.

  • Hidup berjalan dipenuhi tekanan, ada-ada saja masalah yang timbul, mengakibatkan hubungan yang disharmonies bahkan dengan pasangan sendiri setelah menikah misalnya.

  • Sering menimbulkan salah paham yang tidak pada tempatnya, menimbulkan crash yang tidak semestinya, terlampau distorsi & disharmonies.

  • Hidup menjadi tidak selaras karena terlalu banyak hal yang ambigu karena suka memanipulasi keadaan yang sebenarnya sudah menjadi konsekuensi pilihan & tanggung jawabnya.

  • Hubungan silaturahmi dengan siapapun menjadi terganggu & kadang menimbulkan sekulerisme yang selalu bertentangan satu sama lainnya.

  • tidak akan punya sikap lembah manah, kesabaran, apalagi kesadaran tinggi, karena memang suka menganggap dirinya paling benar, & sudah pasti sering merugikan & menyakiti orang lainnya, terutama yang hanya manis di bibir & sikapnya saja, tanpa dilandasi niat yang tulus penuh kesungguhan.

  • Rasa konsekuensi & tanggung jawab setelah dewasa tidak ada & hanya akan tumbuh jika dikerasi, ditekan, disuruh & terus-menerus diberitahu, meskipun itu saja tidak menjamin kesadarannya bisa tumbuh secara natural.

Janganlah seolah olah seperti orang tua tapi konsekuensi & tanggung jawab sebenarnya bersebrangan tanpa disadari.

Ciri orang yang suka menghindar dari konsekuensi & tanggung jawab pilihannya :

  • 1. Suka memanipulasi keadaan dengan beragam cara, baik halus (yang berpendidikan) maupun kasar (yang tidak berpendidikan). Membuat keadaan seolah-olah dirinya paling benar, padahal sebaliknya. Dan cenderung kegiatannya ini merugikan orang lain yang bahkan tidak ada sangkut pautnya dengan kebutuhannya itu.

  • 2. Banyak bicara, & banyak bicaranya itu cenderung meracuni pikiran orang lain, baik secara halus (yang berpendidikan) & kasar (yang tidak berpendidikan). Membuat seolah-olah dirinya terbaik, padahal sebaliknya. Konsekuensi & tanggung jawabnya sendiri dihindari, supaya seolah-olah orang lain yang bersalah terhadapnya, padahal tindakannya ini sangat menyakiti hati orang lain, & membuat orang lain yang tidak ada sangkut pautnya itu menjadi terpojok & serba salah padahal tidak demikian seharusnya.

  • 3. Suka mencari alasan & alibi, supaya seolah-olah dirinya tidak bersalah. Manis di bibir memutar kata malah menuduh orang lain segala penyebabnya. Siapa terlena pastilah terpana : bujuknya, rayunya, suaranya yang menyimpan simpati & harapan. Sikap yang seolah-olah manis namun memendam niat yang tidak baik & memanfaat orang lain untuk membelanya padahal dirinya bersalah.

  • 4. Banyak tingkah & polahnya, yang disatu sisi menimbulkan orang lain memujinya karena tingkah lakunya dianggap benar, namun disisi lain menyakiti & merugikan orang lain.

  • 5. tidak memahami jika hidup itu terlalu dinamis untuk dijelaskan & dipahami, sehingga berbuat semaunya sendiri tanpa memandang kedepan dampak & resikonya untuk dirinya sendiri saat melalaikan konsekuensi & tanggung jawab pilihannya.

  • 6. Memiliki pengetahuan agama cukup matang hasil dari pendidikan formalnya, namun tidak memiliki kesadaran spiritual yang tinggi, & jauh dari pengetahuan yang dimensinya lebih tinggi. Sehingga hanya paham dengan hal-hal sifatnya fisik saja, tanpa mempertimbangkan beban pikiran orang lain & hati orang lain yang sudah disakitinya, & selalu merasa paling benar & tidak mau disalahkan.

Sementara itu penyampaiannya mengenai konsekuensi & tanggung jawab setelah bertambah dewasa apapun pilihan & kebutuhannya sekarang jalani dipenuhi kesungguhan tanpa menyalahkan apalagi memojokan orang lain yang bahkan sudah bukan tanggung jawabnya. Semoga uraian ini bermanfaat baik untuk yang sekarang sedang menjalani sekolah, mulai masuk kuliah, apalagi yang sudah bekerja & manikah karena sunggung itu konsekuensi & tanggung jawab besar tanpa banyak alasan. Jika menjalankan konsekuensi & tanggung jawab dipenuhi kesungguhan maka tidak akan ada resiko tidak baik yang ditimbilkan malah justru hanya keselarasan dari budi pekerti yang baik yang timbul. Semoga yang sedang membaca ini tidak termasuk ciri orang yang tidak memiliki konsekuensi & tanggung jawabnya, & jawablah hanya dengan nurani. Sebelum & sesudahnya, Terima kasih atas kunjungan & kepercayaannya. Selamat .