Download terlengkap cara terbaikMengakui kesalahan sendiri itu berat daripada menyalahkan orang lain

Solusi cara terbaik dan terlengkapMAKA DARI ITU : MEMANG KADANG ADA ORANG TUA YANG JUSTRU SERING MENYALAHKAN SALAH SATU ANAKNYA DEMI MENUTUPI KESALAHANNYA SENDIRI DAN ANAK LAINNYA YANG DIBELA. Orang tua seperti itulah yang sebenarnya sedang mendurhakai anaknya sendiri, itupun yang berpikir lebih dalam dan sanubarinya jujur serta berjiwa besar.


Download aplikasi terbaruLihatlah menggunakan komputer, pc-desktop, laptop, maupun smartphone android. Saat ini ada 96 artikel Kategori Edukasi Pengembangan Diri. Pemutakhiran versi update revisi ke : 122166.


videofx

Mengapa ada orang yang suka mencari kesalahan orang lain untuk menutupi kesalahan sendiri?

1. Tingkat kesadaran spiritual yang masih rendah. Rasa khawatir dan curiga berlebihan itu penyebabnya, apalagi jika ada yang dengan sengaja membakarnya.

2. Rasa iri hati yang mendalam jika melihat orang lain mempunyai jalan hidup lebih mudah, nyaman, dan tentram. Rasa ingin mencari kesalahan lalu menjebaknya dalam kesalahan sangat tinggi supaya si iri hati itu bisa naik namanya dengan cara yang tidak dewasa dan fairness.

3. Merasa paling benar jika dihadapkan dengan orang yang setara pengetahuannya maupun dibawahnya, Tapi jika dihadapkan dengan orang yang berilmu lebih tinggi malah justru sebaliknya ketahuan salahnya, akibat rasa malu ini, tidak menyadari kesalahan malah mencari celah kesalahan orang lain untuk menutupi kesalahannya.

4. Merasa bahwa pangkat, jabatan, kedudukan, uang, materi duniawi adalah segala-galanya. Pada saat itu semua dikerahkan secara adigung-adiguna malah hasilnya bertolak belakang. Sehingga mencari cara untuk menyalahkan orang lain untuk menutupi kesalahan sendiri yang bahkan fatal.

5. Pernah membangga-banggakan sesuatu secara berlebihan, namun dalam satu siklus waktu titi mangsane, yang biasa dibangga-banggakan itu bermasalah sangat kompleks hingga akhirnya tersungkur dan tersesat tanpa terasa, senjata mencari kesalahan orang lain pun digunakan untuk menutupi rasa malu yang mendalam.

6. Merasa paham agama, tau aturan agama, sudah sopan dan santun, tapi tetap saja selalu dapat masalah akibat tidak pernah menyadari isi hati dan pikirannya selalu diliputi ego, emosi, iri hati yang luar biasa sangat halus tanpa terasa, sehingga mulai membenar-benarkan sendiri dan mencari celah kesalahan orang lain untuk menutupi pembenaran yang salah dibuatnya sendiri.

CONTOH NYATA KONSEP : Mencari kesalahan orang lain untuk menutupi kesalahan sendiri tanpa terasa secara halus sudah menyesatkan.

Anak : "Bu, 2+2=4, bukan 5 bu.."

Ibu : "Bukan, hasilnya 5 tergantung sudut pandangnya" (Menyangkal).

Anak : "Hukum aljabar bilangan genap 2+2=4 bu, darimanapun analisa matematisnya sudah exact bu.." (Rasional dan Benar)

Ibu : "Nak, anda kalau tidak dibiayai dan disekolahkan sama ibu, maka anda tidak akan pandai seperti sekarang, pahami itu.." (Benar tapi salah tempat).

Anak : Diam dan menjawab "Ya, bu..", selamanya diam.

Itulah KONSEP nyata yang diterapkan pada berbagai KONDISI tanpa terasa. Mencari kesalahan orang lain untuk berusaha menutupi kesalahan sendiri malah tanpa dirasa sudah menyakiti hati sang anak. Dan dari pemahaman ini bisa diambil banyak contoh nyata lainnya, subyek : anak dan ibu ini hanya sample, bisa diganti subyek lain sebagai contoh nyata yang bahkan anda alami sendiri seperti apapun posisi anda sekarang.

  • Pada contoh diatas, seharusnya orang tua bisa lebih lapang hati mengakui kesalahannya, dan lebih panjang pikirannya dalam memotivasi anak, bukan mematikan kreativitas pikiran anak dengan menimpali alasan yang tidak semestinya, dan anehnya hal seperti itu tidak terasa, terutama jika orang tua berpaham materialisme seperti jaman sekarang. Dimana sifat dajaliah sudah merasuk keberbagai sendi kehidupan di akhir jaman.

Further Solutions : Seandainya seseorang jujur dengan nuraninya mengakui kesalahannya dan memperbaikinya maka hidup akan lebih harmoni. Yang menjadi masalah besar adalah : semakin banyak orang yang merasa benar dengan kesalahannya sendiri tanpa terasa. Sehingga orang yang merasa benar berhadapan dengan orang yang memang benar, hingga halus perbedaannya dengan sangkalan masing-masing yang sebenarnya nurani bisa membedakannya. Kalau sudah seperti ini, bukan lagi manusia yang bisa menyelesaikan, Tapi Yang Maha Menguasai Jagad lah yang akan menunjukan kebenaran secara misterius tanpa manusia bisa mendeteksinya, sejenius apapun manusia itu.

Semoga kita semua dapat hidayah, sehingga bisa hidup lebih harmoni baik disini dan disana kelak.