Download terlengkap cara terbaikRasa bangga orang tua terhadap anak perempuan

Solusi cara terbaik dan terlengkapRasa bangga orang tua terhadap materi duniawai harta anak yg dianggap berhasil itu berdampak negatif luar biasa jika disadari, perasaan bangga orang tua terhadap anak yg dianggap berhasil sepertinya wajar tapi dalam jangka panjang justru menjerumuskan secara halus akhlak & akidahnya, Sikap orang tua terhadap anak yg sudah menikah seharusnya flat, yg dianggap berhasil tidak perlu dibanggakan, yang dianggap belum berhasil tidak perlu dikecilkan hatinya apalagi dibandingkan, Sikap terhadap anak perempuan yang biasa memancing rasa bangga bahkan rasa khawatir orang tua tanpa disadari akan merusak akhlak & akidahnya secara halus hingga disharmonis didalam keluarganya. Maka dari itu, hindari membanggakan anak yang dianggap berhasil & tidak perlu juga mengecilkan hati anak yang dianggap belum punya apa-apa apalagi membandingkannya.


Download aplikasi terbaruLihatlah menggunakan komputer, pc-desktop, laptop, maupun smartphone android. Saat ini ada 96 artikel Kategori Edukasi Pengembangan Diri. Pemutakhiran versi update revisi ke : 118245.


Setiap orang tua pasti bangga bila anak-anaknya berhasil..

Sekolah, kuliah, lulus, jadi pegawai, punya jabatan, gajihnya besar, semua orang tua manapun menginginkan seperti tersebut.

Namun siklus hidup itu sangat dinamis, jalan rejeki orang itu berbeda-beda, tidak bisa langsung seperti itu jalannya.

Ada yg beruntung dalam tempo cepat, pun ada yg butuh waktu lama, akhirnya jadi juga.

Jaman sekarang ini memang hampir semua orang itu kiblatnya materi, uang, kekayaan, kalaupun penampilan orang itu baik, itu hanya luarnya saja, didalmnya terbakar isi kebanggaan akan keinginan materi duniawi semata. Realita ini terdeteksi secara langsung ke sanubari masing-masing.

Boleh saja memiliki rasa bangga terhadap keberhasilan materi kekayaan, tapi apabila terbakar secara yg tidak tepat & berlebihan, maka akan MERUBAH segalanya, pandangan hidupnya berubah, cara dia memandang hidup jadi berubah, akhirnya materi jadi kiblat..

Anak perempuan itu setelah menikah wajib mengikuti suaminya.. sebab itu sesuai akad pernikahan & agama menganjurkan..

Namun kadang ada anak perempuan yg merasa kuat memiliki harta & kekayaan dari karirnya, memiliki keinginan mengendalikan semuanya dg kelebihan finansialnya itu, yg diinginkan : Suami ikut yg perempuan,, yg perempuan sebenarnya maunya tinggal sama ibunya,, hanya itu yg sebenarnya tersirat dalam benak sanubarinya,, terbungkus halus menggunakan materi duniawi..

Anak perempuan model seperti ini biasanya pandai membakar rasa bangga orang tua,, terutama penggemar duniawi (harta & kekayaan + status pekerjaan yg menjanjikan)

Anak seperti itu biasanya :

  • 1. Suka menunjukan harta bendanya ke orang tua, supaya rasa bangganya terbakar, sehingga sering sombong & menyinggung orang lain akibat lupa diri / takabur.

  • 2. Suka memberi sesuatu pada orang tua, supaya bangga anaknya memberinya lebih, supaya orang tua bangga padanya, sayang sebab hartanya,, setelah itu orang tua dikendalikan secara halus, tidak lebih seperti pembantunya, yang mau disuruh-suruh ikuti perintahnya.

  • 3. Suka meninggalkan kewajiban sebagai ibu rumah tangga & membebankan kepada orang tua, pun secara halus, sehingga tidak terdeteksi saat dia memperbudak orang tua.

  • 4. Suka menceritakan pangkat, jabatan, harta, gaji, & kekayaan yang diraihnya, supaya rasa bangga orang tua terbakar, setelah terbakar & cinta materi,, barulah orang tua itu dikendalikan..

yang ada dalam benak pikiran & hati anak perempuan seperti itu sebenarnya hanyalah kamuflase, untuk mendorong & merubah visi hidup orang tua setelah benar, berubah menjadi materialistis,

Orang tua yang mudah terbakar rasa bangganya terhadap anaknya pemilik materi duniawi lebih banyak, maka akan lebih mudah dikendalikan & dikelabui anak perempuannya yang seperti itu secara halus, & lama-kelamaan akan di kethiplakaken secara halus.

Contoh analogi yang menggambarkan hal di atas :

  • Anak perempuan ibunya, kulkasnya rusak & bermasalah..

  • Anak perempuan itu membutuhkan teknisi kulkas..

Maka :

  • kalau anak perempuan benar-benar mandiri, maka hanya akan meminta nomor telepon teknisi ke ibunya, & selanjutanya dia sendiri yang akan kontak teknisi & mengurus semua sampai selesai,,

  • jika anak perempuan yang suka memperbantukan orang tua secara halus, maka dia akan menyuruh ibunya untuk mengontak teknisi kulkas supaya memperbaiki kulkas anaknya, klo teknisi tidak datang dia akan beli kulkas sendiri baru katanya. Akibat rasa bangga orang tua akan harta anaknya, ibunyapun nurut saja disuruh2 seperti itu, sehingga dogma & doktrin pun melekat..

dan analogi seperti itu diterapkan disetiap aspek kehidupan,, hingga orang tua selalu dilibatkan pada setiap urusan-urusan rumah tangga anak perempuannya,, padahal itu sudah tidak menjadi tanggung jawab ibunya,

Tujuannya adalah mengendalikan orang tua (ibu) supaya mudah disuruh/diperintah, akibat akidahnya sudah di bakar oleh rasa bangga terhadap anak perempuannya yang sedang dilebihkan materinya. Waktu ibunya hanya dihabisi & dikuras habis hanya untuk mengurusi anak perempuan itu setiap hari.

Orang tua terutama ibu setelah masuk dalam perangkap duniawi seperti ini hendaknya cepat sadar, supaya melihat baik tidak anaknya itu bukan lantaran harta semata, namu lebih karena merasakan getaran mental, isi niat, & bagaimana akhlak budi pekerti anak-anaknya yang sebenar-benarnya, supaya tidak mudah di manipulasi & didramatisir oleh rasa bangga yang terbakar berlebihan akibat terlalu suka sifat duniawi.

Padahal agama sudah mengatur & memberi petunjuk terang mengenai : Hak & kewajiban anak-anak setelah menikah, baik laki-laki / perempuan, sesuai status keturunan dalam keluarganya.

Semoga referensi ini memberikan inspirasi positif, membawa perubahan yang bagus, meskipun memang kondisi seperti itu adalah pelik, namun jika dipahami dg kategori realistis, maka tidak akan tercampur antara budi pekerti dengan sifat duniawi.