Download terlengkap cara terbaikMengoreksi diri sendiri lebih baik daripada membicarakan orang lain

Solusi cara terbaik dan terlengkapMengoreksi diri sendiri artinya mau evaluasi diri daripada mencari & membicarakan kesalahan orang lain, orang yg benar-benar muhasabah tidak pernah merasa diri sendiri lebih baik daripada orang lain, dia lebih paham sejatinya diri daripada membicarakan orang lain disekitarnya.


Download aplikasi terbaruLihatlah menggunakan komputer, pc-desktop, laptop, maupun smartphone android. Saat ini ada 96 artikel Kategori Edukasi Pengembangan Diri. Pemutakhiran versi update revisi ke : 117763.


Jaman sekarang adalah jaman cukup sulit, ngobrol membicarakan orang lain tanpa tahu kepentingannya sudah menjadi kebiasaan yg tidak terasa menggeser nilai akhlak & akidah yg sebenarnya.

Ciri utama orang yg kekurangan pekerjaan (kurangen pegawean) adalah :

1. Waktunya lebih banyak dipakai untuk ngobrol, ndopok, & membicarakan kepentingan orang lain. Tanpa mau mengoreksi diri sendiri lebih dahulu secara lengkap.

2. Suka mencontohkan diri sendiri lebih baik dari yg lainnya. Baik dg kalimat langsung maupun tidak langsung.

3. Punya banyak kesibukan tapi hanyalah sekedar sibuk, menyebabkan pengeluaran, boros tidak ada hasilnya, sangat jauh dari kelas produktif.

4. Suka menasehati orang lain tetapi tidak mau diberi nasehat, sebab merasa paling benar.

Manfaat mengoreksi diri sendiri dibanding membicarakan orang lain :

1. Akan lebih bijak dalam bersikap, bertutur kata, berpikir & merasakan lebih lembut. sebab akan lebih memiliki kesadaran (ngrumangsani) dibanding dg selalu merasa bisa (rumangsa bisa) dibanding dg yang lainnya.

2. Orang lebih senang mengoreksi diri sendiri, meluruskan dengan dasar akhlak & akidah yang benar, maka orang itu tidak akan takut & khawatir bila : tidak dipuji / disanjung / dinilai lebih dari orang lain.

Efek apabila suka membicarakan orang lain :

1. Kesadaran spiritualnya akan semakin rendah tanpa terasa, karena selalu merasa paling benar dengan membicarakan orang lain semauanya sendiri tanpa koreksi diri.

2. Waktu, tenaga, pikiran dibuang sia-sia, & kegiatannya punya kecenderungan tidak produktif. Kesibukannya hanya sekedar sibuk yang menimbulkan pengeluaran semakin banyak.

3. Mekanisme berpikir & cara belajarnya setengah-setengah, tidak seutuhnya, sehingga sering gagal paham, memicu perselisihan, karena suka memotong pembicaraan orang lain akibat ego & keinginan untuk diakui lebih tinggi dibandingkan dengan wawasan & pengetahuannya baik secara mental & intelektual.

4. Sukar dinasehati & diluruskan ke jalur akhlak & akidah yang sebenar-benarnya. karena tipikal tersebut biasanya benar ya tidak 100%, salahpun juga tidak 100%, butuh ketelitian tinggi menasehati orang dalam kategori ini.

Terlepas dari deskripsi itu semua, bagi yang ingin menambahkan & memberikan input silahkan. Mari kita belajar bersama agar ada titik temu & solusi, supaya semua bisa sinergi agar bisa saling menghormati & menghargai satu sama lain sesuai kapasitasnya tanpa determinasi apapun.

Terima kasih atas kunjungan & kepercayaannya, selamat bekerja & berkarya.